JAKSANEWS.ID – Takalar — Dinamika Musyawarah Cabang (Muscab) Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Takalar periode 2025–2030 memasuki babak baru. Figur yang selama ini berada di luar radar kini mencuri perhatian publik dan memanaskan bursa pencalonan. Dialah Suardi Daeng Roa, Kepala Desa Patani dari Kecamatan Mappakasunggu, yang secara resmi menyatakan kesiapannya maju sebagai calon ketua Apdesi Takalar.
Deklarasi Suardi yang disampaikan pada Minggu (29/6/2025), langsung mengubah peta kekuatan politik desa di Takalar. Ia hadir bukan hanya sebagai penantang, tapi sebagai representasi kuat dari wilayah non-Galesong—yang selama ini dinilai kurang mendapatkan porsi kepemimpinan dalam struktur Apdesi.
“Pertarungan ini bukan soal nama besar, tapi soal keberanian membawa aspirasi dari desa-desa yang kerap terpinggirkan. Kami hadir untuk memperjuangkan keterwakilan yang adil dan merata,” tegas Suardi Daeng Roa dengan penuh semangat.
Tak main-main, Suardi mengklaim telah mengantongi dukungan dari puluhan kepala desa lintas kecamatan. Langkahnya dinilai mampu membangkitkan optimisme baru, terutama bagi wilayah tengah dan selatan Takalar yang ingin suara mereka lebih terdengar dalam forum Apdesi.
“Kami tidak sekadar maju. Kami membawa visi dan dorongan moral dari banyak sahabat kepala desa yang ingin wajah baru dan arah baru dalam kepemimpinan Apdesi,” tambahnya.
Sebelum kemunculan Suardi, bursa calon ketua Apdesi didominasi dua figur dari Galesong Raya: Abdul Asis Daeng Nyampa (Kepala Desa Tamasaju), dan Syamsualam (Kepala Desa Tarowang). Abdul Asis bahkan sempat digadang-gadang menang mudah berkat dukungan lebih dari 30 kepala desa dari wilayah Galesong. Namun, kemunculan Suardi dari Mappakasunggu dan deklarasi Syamsualam yang juga aktif di Pemuda Muhammadiyah, memecah dominasi tersebut.
Syamsualam menyatakan, keikutsertaannya bukan hanya demi jabatan, tapi untuk memperjuangkan hak-hak kepala desa secara substantif. Ia juga mengaku mendapat dukungan dari sejumlah wilayah kepulauan seperti Tanakeke.
Kini, dengan kehadiran Suardi Daeng Roa, kontestasi Apdesi Takalar tak lagi berporos tunggal ke Galesong Raya. Ia muncul sebagai simbol perlawanan terhadap dominasi lama, serta membawa semangat keterwakilan geografis dan sosial yang lebih merata.
Tokoh senior kepala desa, Darwis alias Tetta Nawang, menilai Muscab kali ini sebagai momentum penting dalam menentukan arah organisasi ke depan.
“Kita butuh pemimpin yang tidak hanya punya massa, tapi juga paham persoalan riil desa. Suardi salah satu yang punya rekam jejak kuat di akar rumput,” ujarnya.
Selain ketiga nama besar itu, sejumlah tokoh lain juga mulai diperbincangkan, seperti Parawangsa (Kepala Desa Kale Ko’mara) dan Muhammad Aksin Suarso (Kepala Desa Bontokassi), yang perlahan membangun kekuatan dari wilayah tengah dan selatan Takalar.
Dengan konstelasi yang semakin kompleks, Muscab Apdesi Takalar 2025 dipastikan berlangsung ketat, terbuka, dan penuh harapan. Di tengah pertarungan para figur besar, Suardi Daeng Roa hadir sebagai harapan baru—wakil desa pinggiran yang siap memimpin perubahan.