Takalar, // JAKSANEWS.ID – Kasus penganiayaan yang dialami AWS (25) di Desa Pa’batangang, Kecamatan Mappakasunggu, Kabupaten Takalar, masih menyisakan tanda tanya besar bagi warga. Pasalnya, hingga kini, Kepala Desa Pa’batangang seolah memilih diam dan mengabaikan insiden brutal yang terjadi di wilayahnya.
AWS menjadi korban penganiayaan pada 1 Maret 2025 setelah dirinya menegur sejumlah pemuda yang melintas berulangkali di depan rumahnya dengan suara knalpot bising pada malam hari. Tak terima dengan teguran tersebut, para pelaku justru melakukan aksi kekerasan yang mengakibatkan AWS mengalami luka serius di pelipis, tangan, dan kaki hingga harus mendapatkan perawatan medis.
Setelah melaporkan kejadian ini ke Polsek Mappakasunggu dengan nomor laporan LP/06/III/2025/Sek Mapsu/POLRES TAKALAR/POLDA SULSEL, AWS berharap ada keadilan bagi dirinya. Namun, hingga kini belum ada langkah konkret untuk menangkap para pelaku.
Yang menjadi sorotan adalah sikap Kepala Desa Pa’batangang yang dianggap tidak peduli terhadap warganya yang menjadi korban kekerasan. Sejumlah warga mengaku kecewa karena kepala desa seharusnya menjadi perpanjangan tangan masyarakat untuk memperjuangkan keadilan.
“Kami tidak melihat ada upaya dari kepala desa untuk menyikapi kasus ini. Seolah-olah beliau tutup mata dan telinga. Padahal ini menyangkut keselamatan warganya sendiri,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Tokoh Masyarakat juga menyoroti ketidakpedulian kepala desa dalam menjaga keamanan di lingkungannya.
“Kalau kasus ini dibiarkan begitu saja, bisa jadi ke depan kejadian serupa akan terulang. Ini bisa menjadi preseden buruk,” ujar seorang tokoh pemuda setempat.
Sementara itu, pihak kepolisian menyatakan bahwa mereka masih mendalami kasus ini dan berjanji akan menindaklanjuti laporan yang telah diajukan korban.
Warga kini berharap ada tindakan tegas dari pihak berwenang agar kasus ini tidak berakhir tanpa kejelasan.